Minggu, 25 Oktober 2009

Gulita dan PLN

Ibarat makhluk hidup PLN itu punya telinga tapi pekak, punya mata tapi buta,punya otak tapi bebal... Untuk makhluk seperti itu untuk apa diteriaki, hujatan dan makian pun tak mempan karena "indera"nya sudah tak berfungsi.
Kalau alasan tak perlu ditanya, alasan yg paling ilmiah sampai yang paling konyol dia punya. Debit air PLTA yang tak cukup, perbaikan pembangkit yg masih dikerjakan, daya tak cukup karena banyak pemasangan jaringan baru bahkan besar kerugian yang dialaminya juga dikemukakan.
Selama ini masyarakat Riau berusaha memahami walau dengan gerutuan yang tak putus. Masyarakat Riau yang heterogen dan mayoritas Melayu mempunyai sifat yang sangat sabar tak suka ribut dan demon... Kenyataannya makhluk antah berantah yg bernama pln itu semakin seenak udelnya dengan tempo pemadaman 3 on 3 off, artinya pemadaman minimal 12 jam sehari.
Tapi dibalik kepongahannya tampak kebohongannya yang busuk. Ketika lebaran Idul Fitri tak ada pemadaman sampai seminggu (masyarakat pun melupakan kedongkolan selama ini dan memuji pln), ketika Munas Golkar di Pekanbaru pln pun menunjukkan "kebaikannya" tanpa pemadaman 5 hari. Yang buat masyarakat bingung dan jadi pertanyaan, sebenarnya pln itu bermasalah, mencari masalah atau membuat masalah ? Kalau kekurangan daya dengan alasan -alasannya, kenapa selama Idul Fitri bisa kecukupan daya selama seminggu dan ketika Munas Golkar tak ada pemadaman selama 5 hari ?
Kalau berandai-andai, ketika Idul Fitri mungkin daya cukup karena banyak yang mudik dan kantor libur sehingga pemakaian listrik berkurang tapi ketika Munas Golkar di Pekanbaru, masyarakat tak bisa memahami walau berandai-andai...atau jangan-jangan ada udang dibalik bakwan, pln "main mata" dengan produsen dan toko genset, wallahualam.

Mas Joko, Lae Sihombing dan Wak Atan dikedai kopi kemarin bilang pada saya, "tak ada gunanya menghujat pln karena tak mempan, tapi kalau kita semua sepakat menjadikan Pekanbaru lautan gulita mungkin ada hasilnya, " kata mas Joko.
"Macam Bandung lautan api lae, tapi ini tak ada yang dibakar, biarlah gelap sekalian " lae Sihombing menerangkan.
"Yang boleh hidup hanya ditempat fasilitas umum, seperti rumah sakit, klinik, rumah ibadah, kantor polisi dan instansi yg berkepentingan dengan masyarakat umum" tukas Wak Atan lebih rinci.

Weleh...weleh... Ide mereka memang konyol tapi kalau dipikir-pikir bisa ada gunanya. Tak terbayangkan dan bisa membuat perut mules kalau membayangkannya, coba, gimana rasanya andai di kediaman Pak Gubernur tak boleh pakai listrik, hanya pake lampu teplok dari minyak tanah, tidurnya pun pasti tak lelap karena tak ada AC, terpaksa para pembantunya mengipasi bergilir, lha, kalau ke wc gimana ? Mau tak mau pake kloset jongkok dan cebok pake gayung, bah...edan benar tuh ide! Pak wali, para anggota dewan yang terhormat dan Bapak - bapak pejabat yang lainnya termasuk pimpinan pln (perusahaan letoy negara) yang tidak pernah merasakan bagaimana susahnya pemadaman listrik apalagi malam hari tanpa ada genset seperti dirumah BELIAU - BELIAU....

Saya yakin besok paginya Pak Gubri memanggil pimpinan pln dan pada siangnya manager pln mengeluarkan statement seperti ini "Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya yg telah memberikan kita air yang cukup untuk debit air pembangkit tenaga listrik di PLTA Koto Panjang juga kita patut berterima kasih kepada para engineering dan mechanical yg telah memperbaiki kerusakan pada beberapa turbin pembangkit pln dan InsyaAllah mulai hari ini tak ada pemadaman pln sampai ada masalah berikutnya " dan byaar...! Bersukaria lah masyarakat Riau terlepas dari satu himpitan beban diantara beban hidup lainnya yang masih membumi. Sementara Pak Gubernur, Pak Wali dan Bapak- bapak lainnya menarik nafas lega karena terbebas dari neraka yang baru semalam tapi seolah dirasa setahun.

Rabu, 07 Oktober 2009

Serpihan Mozaik Yang Terserak

Menara pemancar TVRI itu berdiri kukuh, angkuh dan tinggi sendiri membelah kota.
Tegak terpancang dengan pondasi beton yang bertingkat – tingkat dilingkari jalan aspal setengah melingkar sebelum memasuki tempat tapaknya yang di batasi pagar besi berduri.
Di senja hari kalau kau berdiri di bawah kakinya, diluar batas pagar tentunya. Layangkanlah pandanganmu menghadap arah ke laut, akan nampak di matamu paparan laut di batas cakrawala yang membiru dengan pendar kuning keemasan yang mengalun lembut di buai gelombang. Sempurna, itu artinya tak lama lagi bola emas yang memerah itu akan tenggelam dibalik bukit di belakang gunung lampu.
Jangan pula kau lewatkan untuk melihat sebentar hotel wisata, yang entah mana depan atau belakangnya karena bentuknya seperti kotak yang berlubang-lubang membelah jalan yang mengelilinginya, dibelakangnya itu, karena sekarang ini kau memandangnya berhadapan dari ketinggian bukit ini, dibatasi jalan adalah pelabuhan lama, yang bentuknya seperti bale tempat tidur yang diletak menjorok kelaut. Kasihan juga dengan pelabuhan ini karena kegunaanya sudah mulai berkurang, gara-gara pendangkalan laut disekitarnya kapal-kapal besar tidak bisa lagi berlabuh disana atau terpaksa berlabuh jauh di tengah laut dan baru dijemput oleh kapal tongkang yang ditarik oleh sebuah kapal tarik bermesin yang bentuknya juga sulit dijelaskan, sebagian besar badan kapal tarik ini terbuat dari semen beton dan bentuknya seperti pos satpam. Sekarang aktivitas di pelabuhan ini hanya sebatas pelabuhan barang, itu pun hanya barang tertentu.
Dan sore ini dari bukit ini kau akan melihat beberapa orang diatas steigart atau jembatan pelabuhan itu ada yang berjalan, berdiri, tapi kebanyakan duduk mencangkung dan yang terakhir ini biasanya sambil memancing.
Kalau kau edarkan pandanganmu agak ke utara lagi, menyusuri bibir pantai yang berlekuk, di pantai yang masih berpasir dibawah pohon nyiur nampak gerombolan anak-anak main bola kaki dan beberapa orang ada juga yang mandi di laut.
Sampai pandanganmu terputus oleh bibir pantai yang menjorok kelaut, kau tak akan melihat lagi pasir dipantai ataupun manusia yang ada disana karena pantainya melekuk lagi arah kedarat, dan pasti apapun yang ada disana tidak akan kelihatan dari tempatmu berdiri karena terhalang oleh pohon nyiur yang tinggi-tinggi. Kalau ada yang nampak sesudah itu berarti arah pandangmu telah bergeser sekitar 90 derajat dan itu pasti adalah pelabuhan baru yang disebut Labuhan Angin, tetapi bisa dipastikan kau tidak bisa melihat manusia disana kecuali laut, deretan pohon nyiur dan beberapa bangunan disekelilingnya serta beberapa kapal berlabuh disekitarnya. Semua terlihat kecil dan samar karena dari tempatmu berdiri jaraknya hampir enam kilometer.

Saya berani jamin dengan taruhan dengan dua botol tuak atau satu seloki Brandy, kau tak akan menyesal berdiri berlama-lama ditempatmu dan memandang arah kesana sampai matahari terbenam sampai tempat tadi diganti oleh pendar-pendar lampu yang berkelip dari rumah penduduk atau dari kapal, belum lagi kalau kau sedang beruntung hari cerah dan bintang –bintang banyak berkelip dilangit, akupun berani tambah taruhan dengan beberapa ekor anak ikan tongkol bakar. Kau tak akan menyesal, menyaksikan sunset pantai Gunungsitoli dari ketinggian tempat pemancar ini amatlah menarik !
Sebetulnya dari ketinggian bukit ini banyak tempat dari beberapa arah yang bisa dilihat. Arah keselatan misalnya, bila kesana kau arahkan pandanganmu, pertama terlihat adalah puncak menara gereja baru BNKP yang menjulang tinggi dan memang bangunan tertinggi saat ini di Gunungsitoli, disebelahnya atap gereja lama nampak kokoh dan itu menjelaskan siapa arsiteknya. Konon katanya gereja ini dirancang bangun dengan gaya arsitektur barat dan kalau tak salah arsiteknya adalah dari jerman. Gereja ini bentuknya unik tidak seperti bangunan gereja pada umumnya. Bangunan gereja ini, mulai dari lantai sampai ke atap dibangun dengan rangka baja dan dindingnya ditembok dengan coran semen padat dan tebal tanpa memakai bahan kayu. Sepertinya bangunan ini dirancang untuk bertahan pada gempa hebat skala tertinggi.
Dua bangunan ini akan nampak jelas dari bukit ini karena jaraknya memang dekat, sekitar tiga ratus meteran. Bila di teliti lebih seksama burung-burung gereja yang hinggap di atapnya begitu jelas kelepak sayapnya.
Di balik atap gereja itu barulah terlihat atap-atap bangunan yang berderet mengapit dua jalan yang menjadi urat nadi kota ini. Beberapa bangunan di belakangnya berderet arah tepian pantai yang berakhir sampai muara sungai Nou. Sungai yang selalu keruh airnya. Dan disinilah batas pandanganmu berakhir, selanjutnya yang kelihatan hanya laut, pohon nyiur atau atap bangunan yang mengecil dikejauhan.
Kalau mau melihat keaneka ragaman etnis di pulau Nias, longoklah kawasan perumahan , pertokoan dan pola hidup di antara dua jalan tadi, mulai dari ujung dimana jalan ini memutar,yaitu tepatnya di depan pendopo sampai memutar lagi keujung jalan yang sama di tugu jam sebelum jembatan sungai Nou, kawasan ini dihuni berbagai etnis.
Mulai dari orang Nias asli dan peranakan,suku batak, orang Nias keturunan Aceh, Bugis, minang, Minang asli dan Cina keturunan ( kami menyebutnya Kehai Makao atau cina asal Macao ). Di kawasan ini berderet rumah, ruko, rumah makan, hotel dan losmen, toko, dll. Rumah makan dan toko kain mayoritas yang punya adalah orang minang, toko kelontong, pecah belah dan bahan bangunan mayoritas yang punya adalah orang cina. Beberapa yang lain seperti toko emas, hotel atau losmen dan juga kedai tuak adalah punya orang nias yang menyela diantara bangunan lainnya, agak ironi memang hanya jadi pelengkap diantara yang lainnya.

Kalau mau melayangkan pandangan arah Barat daya ataupun ke arah Barat adalah suatu hal yang kurang lazim, karena itu artinya kau harus mengitari bukit ini ke arah belakangnya dan itu suatu hal yang agak sulit karena sisi sebelah bukit ini ditumbuhi semak-semak tinggi dan tempatnya juga agak terjal. Tapi kalau masih penasaran juga biar aku gambarkan apa yang akan nampak ditempat itu, tak ada yang istimewa. Selain dua pasar tradisonal yaitu pasar Nou dan pasar Beringin yang meghilir sungai Nou pada sebelah sisinya, ada juga bangunan sekolah dasar, ruko dan selebihnya bangunan rumah penduduk Desa Afilaza. Sebaiknya jangan berlama-lama memandang arah kesana karena bila kau teliti lebih seksama didepan dan dibelakang pasar Nou ada gundukan-gundukan sampah yang sangat mengganggu pemandangan, dan yang namanya sampah tidak pernah nyaman untuk ditongkrongin, apalagi dari puncak bukit seindah ini.
Bagaimana kalau disebelah barat ? dari sisi ini kalau kau arahkan pandanganmu kebawah akan nampak kompleks Rumah sakit umum yang seolah terjepit diapit dua bukit disisinya dan berbatasan dengan komplek rumah sakit ini berdiri bangunan pendopo atau rumah dinas bupati menghadap kelaut sejajar dengan pelabuhan lama. Disekeliling kompleks rumah sakit dan juga jalan disekitar pendopo ini boleh kau lihat agak lama bahkan aku sarankan usahakan bawa teropong, biasanya sore begini gadis-gadis manis anak EsPeKa hilir mudik di sekitar itu, dan ini momen yang sangat baik meneropong dari tempat yang tak terlalu jauh sementara objek tidak menyadarinya. Untuk saran ini aku juga berani taruhan setengah bungkus rokok filtra ataupun sebungkus Gp. Aku jamin bin yakin esoknya dan esoknya kau akan ketagihan.
Ini sebenarnya rahasia, tapi tak apalah, ku beritahu juga untukmu. Ada satu lokasi yang patut kau lihat tapi bukan dari atas bukit ini. Menuruni lereng sekitar limapuluh meteran akan kau temukan kompleks asrama putri Deborah. Di asrama ini banyak gadis manis nan imut tinggal disini, mulai dari siswi Smp sampai Sma. Dan itu bukan sebuah kesempatan yang terlewatkan olehmu. Aku kasih tahu dua akses jalan untuk kau lanjutkan niatmu, yang pertama jalan belakang. Di belakang asrama ini ada kuburan bahkan beberapa diantaranya kuburan orang Belanda dan jerman , dan diantara pohon-pohon pisang kau bisa melewati kuburan itu, dan itulah dia tembok belakang asrama putri itu. Tak ada pintu untukmu selain tembok setinggi dua meter yang harus kau panjat. Selanjutnya, jongkoklah diantara pohon pisang, jangan kuatir , kau tidak sendiri karena kau ditemani beribu ekor nyamuk yang mendenging di telingamu, kalau lagi untung kau juga mungkin bertemu beberapa seniormu yang telah duluan jongkok dibawah pokok pisang. Pandanglah kedepan, jarak lima meter didepan matamu adalah kamar mandi siswi asrama itu. Untuk hal ini tak diperlukan keahlian khusus, selain harus tahan kompromi dengan nyamuk kau hanya dituntut mempraktekan sedikit ilmu pengintaian yang biasa kau tonton di lagundi theather, itu saja. Asal momennya tepat yaitu jam lima subuh aku jamin kau pasti selamat dengan misimu. Inilah namanya Back street dan kalau misimu gagal alias ketahuan kau harus siap-siap memasang topeng di mukamu selama berminggu-minggu dan jangan sekali-kali lewat jalan itu lagi.
Akses kedua, yang lebih terhormat adalah lewat bagian depan asrama ini. Disini kau hanya dituntut sedikit keberanian menghadapi gonggongan anjing. Hilir mudiklah pada jalan kecil diluar pagar asrama itu, pura-pura lari pagi dan lakukan gerakan senam didepan gerbangnya sambil matamu melirik kedalam asrama dan kalau lagi beruntung kau dapat suitan atau aplausan dari siswi asrama itu yang juga sedang senam pagi.

Kawan, sebenarnya masih banyak hal atau tips yang bisa kubagi padamu, tapi jangan saat ini ketika aku masih di atas bukit ini, karena kami ada acara lain. Ada satu jerigen tuak dan 2 botol tuo nifaro yang harus kami sikat sekarang. Kalau mau gabung Ayo.......!

Nias, agustus ’98.

Senin, 05 Oktober 2009

Cinta monyet

Tahu nggak, kenapa ada sebutan cinta monyet ? dari mana sebutan itu berasal & siapa pencipta kata itu, nggak ada yang tahu. Katanya cinta monyet itu model percintaan anak ABG yang hanya sesaat, sudah itu pus...! langsung putus tanpa bekas, gampang kan ?! Sebaiknya itu tak perlu dibahas, yang pasti namanya cinta monyet itu pernah kualami dalam usia yang sangat dini, ketika duduk dibangku SD NEGERI Hilina'a, tepatnya diumur 11 tahun.Betul juga syair lagu "jatuh cinta" bahwa rasanya nano-nano, biar siang biar malam terbayang trus, pas dia g' ada rindu separuh mampus,klu lagi dekat malah salah tingkah persis monyet mabok sambal. Apalagi gebetanku ini satu kelas pula,makin rikuh jadinya. Kalau tak salah tahunnya antara 81 atau 82 an.Anaknya manis(menurut penglihatanku ketika itu), namanya juga manis, flo. Tentunya nama lengkapnya kusamarkan, it's my secret. Okey brother, rasa cinta monyet itu weleh-weleh enak tenan...! Melihat atap rumahnya saja hati sudah senang, ketemu ibu atau adeknya hati berdebar (untung do'i tak piara monyet, klu ketemu monyetnya entah apa pula rasanya). Banyak juga sih nilai positipnya, aku rajin kesekolah, mulai pandai matut diri biar rapi dan pandai pula over acting didepan sidoi. Itulah sekelumit tentang cinta monyetku yang pertama. Salam kangen buat teman alumni SD NEGERI HILINA'A,tamatan 80-83. Buat sohib-sohib, Sudirman,yanuari,ape,idaman,vera,anaria,agus,benafao,yosa,dll. Apa khabar dan pada kemana semua ? Spesial buat flo,semoga sehat selalu dan berbahagia dengan keluarga. Ya'ahowu !

Serpihan mozaik yang terserak

Kalau pernah merasakan harus bangun jam 5 pagi di daerah pegunungan yang dingin, sungguh suatu hal yang sangat menyiksa.Kelopak mata sangat sulit diajak kompromi, bunyi derak tulang yang diregangkan bagai irama nina bobok,draaak...dengan beberapa gerakan yang seolah menendang dan meninju baru terbebas dari rasa kantuk itu,kawan, kalau bisa kompromi maulah rasanya bertukar beberapa kenikmatan lain asal jarum jam bisa dimundurkan 3 atau 4 jam kebelakang. Diiringi kokok ayam dibelakang rumah,aku bangun dan terus mandi untuk bersiap berangkat sekolah ke kota Gunungsitoli. 3 kilometer jalan yang harus ditempuh dengan jalan kaki melewati jalan setapak berbatu diatas jalan yang menurun curam. Selanjutnya mendayung sepeda "forever" sejauh 8 kilometer. Barulah sampai disekolah tercinta, Sma N 1 Gusit......(page 1)

Sabtu, 11 Juli 2009

Ya'ahowu Fefu!

Selamat datang di blog saya, salam kenal untuk semuanya.

Saya ingin sekali berbagi cerita dengan teman-teman dan saudara saya yang berada di Nias atau pun di perantauan. saya telah lama meninggalkan pulau nias, tepatnya 19 tahun yg lalu dan selama itu pula saya tak pernah "pulkam". kerinduan akan pulau nias begitu membuncah di dada namun niat untuk memupus kerinduan itu sampai sekarang belum terwujudkan, saya selalu berdoa semoga sebelum ajal menjemput bisa menginjakkan kaki di pulau yang permai itu. untuk sekedar mengobati kerinduan itu saya selalu searching di internet tentang berita-berita dari pulau nias. Bangga hati ini membaca berita perkembangan pulau Nias pasca gempa tempo hari, rehabilitasi, pembangunan infrastruktur serta pemekaran wilayah begitu luar biasa atau menurut bahasa saya "spektakuler" menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, sebagai satu bahan cerita saya kepada teman-teman. hal ini menepis dan mengubah sudut pandang beberapa kalangan yang melihat dan menilai minus orang Nias beberapa tahun yg lalu. Salut dan hormat saya kepada Bapak-Bapak dan saudara-saudara yang telah memperjuangkan dan mengantar Nias seperti saat ini.
terimakasih saya ucapkan bagi saudara yang mau sharing dengan saya.
YA'AHOWU !!!

Modal 25rb aja, bisa raih income ratusan jt rp+fasilitas web replika. Tertarik? Klik banner dibwh

Bisnis Pulsa Menggiurkan